Lokakarya CORE LEADERSHIP FIC 2025

Lokakarya CORE LEADERSHIP FIC 2025

Setelah persiapan yang cukup panjang untuk lokakarya ini oleh Dewan Umum maupun dari delegasi masing-masing negara (Indonesia, Chile, Malawi, Ghana dan Belanda) akhirnya Lokakarya Core Leadership FIC dimulai pada 12 Oktober 2025. Lokakarya ini diselenggarakan oleh Dewan Umum FIC di Onder de Bogen, Rumah Induk Suster-suster Carolus Boromeus di Maastricht, Belanda.Dimulai dengan minum dan snack hidangan ringan untuk para tamu dari Rumah Religius Belanda (RHN) dan para peserta lokakarya Core Leadership.

Para peserta terdiri dari 23 Bruder dari berbagai negara: 4 dari Indonesia, 5 dari Malawi, 1 dari Chili, 4 dari Ghana, 3 dari Belanda, 3 dari Dewan Umum, 1 Sekretaris Eksekutif Dewan Umum, dan 1 Bendahara Umum. Superior Jenderal, Bruder Agustine Kupdaar, berhalangan hadir karena alasan kesehatan.
Perayaan Ekaristi pembuka, dipimpin oleh Pastor Charles, SMM, (Morfotan) menandai pembukaan Lokakarya Core Leadership FIC. Sekitar 35 bruder hadir dalam Misa pembukaan ini. Dalam homilinya, Pastor Charles menekankan beberapa poin penting tentang acara yang akan dijalani. Lokakarya Core Leadership FIC adalah suatu kesempatan untuk bersama-sama untuk merenungkan bagaimana memimpin Kongregasi, mengikuti teladan Pendiri, Mgr. Louis Rutten, dan Bro. Bernardus Hoecken. Teladan mereka menjadi pengingat bahwa kepemimpinan di antara para bruder bukanlah tentang menjadi lebih tinggi dari yang lain, tetapi tentang berjalan bersama dengan semangat sinodal, mendengarkan dengan rendah hati, dan penuh syukur.

Pastor Charles melanjutkan homilinya, dengan menekankan bahwa seorang pemimpin untuk selalu bersyukur, mendengarkan, melayani, dan membangun komunitas. Ia menyadari rahmat Allah dalam kehidupan saudara-saudaranya. Ia tidak berkata, "Lihat apa yang telah kulakukan," melainkan, "Lihat apa yang telah Allah lakukan di antara kita."

 

Maka kita dipanggil untuk mengobarkan kembali semangat yang sama. Untuk memimpin dengan rasa syukur. Untuk menginspirasi melalui iman, bukan rasa takut. Untuk saling mendukung sebagai sesama peiarahan dalam perjalanan yang sama, karena kita ditakdirkan untuk menjadi Saudara satu dengan yang lain.

Semoga perjalanan lokakarya ini membantu semua peserta memperdalam semangat kepemimpinan, sesuai teladan Mgr. Louis Rutten dan Br. Bernardus Hoeken. Semoga hari-hari mendatang menjadi waktu untuk berjalan bersama dengan hati yang bersyukur dan jiwa yang setia. Semoga hidup kita berkata, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan: "Terima kasih, Tuhan, atas semua yang telah Kaulakukan." Amin.

 

Tuhan memberkati kita semua.